Kamis, 25 Agustus 2011

Ku Temui lagi Sang Saka itu, tradisi lama ataukah hanya formalitas semata?

Indahnya senin pagi (6/6) kali ini terasa berbeda dengan mahasiswa FK Unand. Ya, tidak seperti senin pagi biasanya, kegiatan perkulihan kali ini dimulai dengan adanya upacara bendera. Sepertinya memang agak aneh mendengar kata upacara bendera di perguruan tinggi. Tapi begitulah dengan FK Unand. Rutinitas yang biasanya sudah kita jalani selama duduk di bangku SD, SMP, dan SMA ini akan kembali terulang di kampus tercinta, walaupun hanya akan diadakan setiap hari senin di awal blok.
Mungkin banyak pertanyaan yang menghampiri kita ketika menyaksikan kondisi upacara bendera di kampus ini. Apa sebenarnya makna upacara bendera bagi kita sebagai seorang mahasiswa? Apakah sekedar untuk kembali mengenang jasa pahlawan yang telah gugur bagi kemerdekaan bangsa?  Apakah sekedar menikmati upacara karena memang mempunyai hobi untuk upacara bendera sejak bangku sekolah dahulu? Atau karena terpaksa oleh pihak fakultas yang sudah terlanjur menjadikannya suatu keharusan?.

Pada dasarnya, upacara memang tidak lebih dari sekadar upaya mengenang, mengenang jasa para pahlawan yang sudah bersusah payah memperjuangkan bangsa ini. Tetapi yang lebih penting, upacara bendera akan mengajak kita untuk lebih berjiwa nasionalisme. Berdiri dan menghormati bendera sang saka merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan yang merupakan lagu yang tidak mungkin dilepaskan dari setiap upacara bendera. Namun yang sangat disayangkan, masih ada saja beberapa mahasiswa yang kurang serius mengikuti upacara bendera ini. Terlihat pada barisan depan yang sangat khidmat mengikuti upacara, namun setengah barisan belakang “ngerumpi” seperti layaknya di kedai kopi atau bahkan banyak mahasiswa yang terlihat berlari-lari pada senin pagi itu karena datang terlambat mengkuti upacara.

Nampaknya disiplin memang juga harus ditegakkan dengan serius dan penuh konsistensi di kamus ini. Terlihat ketika Pembina Upacara, Dr dr Masrul, MSc, SpGK memberikan pengarahan yang berencana akan membentuk barisan tersendiri bagi mahasiswa yang melanggar peraturan tersebut pada upacara berikutnya. Semoga saja mahasiswa kita mampu menerapkan kedisiplinannya sehingga terbiasa dalam menjalankan kehidupan sebagai seorang tenaga medis yang disiplin dan berkompeten di masyarakat nantinya.(Anggi Setiawan)

0 komentar:

Posting Komentar